Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh panganten anyar .....
Senandung tembang yang eyang kakung ajarkan padaku
Sampai kini masih sering ku lantunkan di sela sepiku
Meski ku harus menghela nafas panjang
Di sela nada nada yg ku nyanyikan
Bagaimana tanaman bisa hijau
Bila benih yg ditabur adl kedzoliman
Dan berpupuk ketamakan
Ya eyang,,,.....
Seekor tikus saja di jaman sekarang
Bisa mati di dalam lumbung pangan sendiri
Eyang,,,,,ku hanya bisa tersenyum getir
Kala mengadu mukadimah
Dari tembang eyang kakung dgn kenyataan ini
Bayangan gemah ripah loh jinawi
Seketika lenyap terlalap api
Demikian juga dengan sebait kalimah dari romo tercinta
Wes pancen wolak-waliking jaman
Amenangi jaman edan
Yen ora edan ora keduman
Sing waras padha nggagas
Sekilas namun cukup untuk memompa akal sehatku
Inggih leres romo,,,,,,
Sing waras kudune podho nggagas
Yen ora nggagas,biso dadi menungso sing nggeragas
Dan aku tau romo takkan suka bila melihatku jadi seperti itu
Namun pagiku tersentak kala ku dapati gema pekik "MERDEKA"
Merebak di dirgantara yang tersenyum indah
Merdeka memang, karena penjajah asing memang tlah hijrah dari maetalaku
Namun penjajah tetaplah penjajah, serupa walau tak sama
Gemulai tarian korupsi kian mesra saja berduet dengan dedau tak bernurani
Akkhhh,,entahlah yang jelas di hari Kemerdekaan bangsa ini
Ku kan tetap bersenandung Lir illir sebagai tajuk hari
Dan melantunkan sebuah doa suci
Semoga ibu pertiwi tak menangis lagi
Yang jelas, ku bangga melihat sang saka yang masih setiaBerkibar di negriku tercinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar