Sabtu, 12 November 2011

Sajak Gamang

Bening danau ditengah safanah
Disanalah ku bendung cinta tak bertuah
Betapa gagah belantara menghias tepinya
Merentang legam tangan kekarnya
Tuk menghadang serdadu rindu menyerang
Cukup sudah semua gamang
Aku sudah cukup senang dari kejauhan
Dapat mencuri pandang pada sebuah senyuman
Haruskah aku serakah berhasrat mengabadikannya
Sedang ku tahu, akulah pelukis lengkung indahnya

Ajari Aku Mengerti Puisimu

Ujung penaku kembali menggigil
Membentuk lekukan lekukan cuil
Bantu aku menuliskan keindahan cinta
Dengan metafora serta diksi diksimu yang manja
Rerintik harmoni rasa
Menyatulah bersama wajah senja
Untuk memperjelas bias majas
Dan tak menjadikanku tawanan kanvas
Maaf bila ku harus jujur
Pada sang penulis alur
Kaulah penggubah rinai gerimis pagi
Menjadi lukisan pelangi ditepi surga Illahi

Formasi Rindu

Buram ku hindarkan
Dari jalanan sunyi ku tepikan
Di sudut beku berteman serdadu rindu
Bukan sekali atau dua kali ku sebut namamu
Entah tak terbilang sudah ku cipta sajak biru
Sayang,.....
Kini ku dihadapkan pada deretan deretan kaku
Aksara fana sebuah kehidupan
Tanpa tahu harus kemana ku jabarkan
Formasi rindu ini kian menyesatkan

Jumat, 04 November 2011

# LUKA #

Luka, saat ceria berubah duka
Luka, sayatan dalam kehidupan
Luka, selalu meneteskan darah
Luka, buatku pahami semua makna
Luka, ajari aku mengerti Yang Gana
Luka....
Terima kasih,kau masih sudi untuk singgah
Pada raga yang kerap di dera lelah

Perjamuan Bimbang

Yaaa aku rindu pada hujan dibukit biru
Rindu ingin merebahkan diri ditengah nyanyian ilalang senja
Sekedar untuk menyempurnakan pintalan airmata
Ya Rabbi....
Sungguh ku tak tahu
Nyanyian apa yang harus ku lantunkan
Tentang kehilangan dan pertemuan.....

Khatamkan Airmataku

Sampai detik ini
Masih saja tercipta dinding pembatas
Antara diri dan tawa riuh dunia
Bukan karna suatu titah atau sebuah pinta
Sengaja nyata terkemas begitu rupa
Kesakitan dan luka memang pernah singgah
Tiada mampu terhapus begitu saja
Yaa Rahmaan Yaa Rahiim....
Purnakan semua duka
Khatamkan saja airmata ini
Sampai diri sdh tiada lagi mampu berdiri....
Entah sudah berapa kali
Ku temui simpang jalan dan berliku
Tak ada yang tak baik
Semua selalu membawa hikmah
Seperti ku percayai mentari esok pagi
Yang setia beri hangat dijiwa...
Biarlah kenangan kenangan masa lalu
Berenang renang dalam ingatan waktu
Hanya doa,
Yang mampu ku larung bersama rinduku
Smoga sampai digeladrimu....

Gerimis,....

Nyanyian hujan kembali berdendang
Pada kesunyian yang kian garang
Gerimis gerimis,rerintikmu begitu manis
Menyapa kefasihanku mendulang tangis
Gerimis gerimis, pudarkan isak ritmisku
Ku tak ingin dunia tau dan tersenyum sinis padaku....

Dimana Kristalku ,........

Prasetia diatas lembaran dusta
Biasnya tak lagi nyata
Menelanjangi jiwa tanpa harga diri
Hanya isak kini setia menemani
Tak sadarkah kau,dialah pelukis mimpi
Berenang renang dilautan imaji
Kristal,....Kristal,.....
Dimana kiranamu kini
RahiimNya masih merinduimu
Hadirlah di madyaratri bunda dewi
Bersama pinangan aksamala suci

Bukan Artefak Jelita

Bulir bulir embun ditengah halimun
Bertalu talu menatap atma penuh tegun
Lirih melangsur digenggam jemari
Semua hanya sekedar siluet basi
Pradiptanya basarudita ,......
Pemantik suluh pada gulita
Jangan pinta ku nuksma bak artefak jelita
Pelengkap seribu candi yang pernah kau cipta
Madayaku atas takdir cinta
Adalah dalil nyata untuk tuntaskan dupara sebuah cerita

Selasa, 27 September 2011

Tergelincir dalam nada

Bertalah talah kau dengungkan bhagavat gita
Tanpa sadar nadamu tergelincir diantara aldaka
Adakah punai lupa pada sabda cintanya
Hingga bait rindunya meregat alur karmawedha
Berbutir butir aksara biru begitu masir tanpa desir
Hanyut bersama kelusuh sang musafir





Notes * bertalah talah : tergesa gesa
aldaka : gunung/perbukitan
kelusuh : gelisah tak bisa tidur

Rabu, 21 September 2011

# INI BUKAN HUJATAN,SOBAT#

Tuk mereka yang bersafari,pemilik senyum indah cassanova
Sekarang mereka bertahta dalam gelimang harta dan dosa
Mengabaikan jerit tangis rakyat jelata yang menghiba
Kelak Munkar wal Nakir kan datang pada mereka
Menanyakan semua laku mereka yg pernah ada
Wahai kalian kumpulan orang hebat .............
Malam ini ku tulis sesuatu bukan tuk menghujat
Tapi ku jengah dengan ulahmu yg tak merakyat
Maaf seribu maaf, bila sajakku terdengar sarat
Sebab inilah perwakilan suara hati nurani rakyat

Hanya sekedar celoteh anak negri,,,,,

Jika kamu berpikir bahwa Indonesia akan terus menerus terpuruk bahkan hancur?
Itu adalah pemikiran yang salah.
Karena akan datang suatu zaman di mana nusantara akan berjaya.
Yaa,, Zaman Kalasuba pasti akan tiba

Sebagaimana friman Allah "tlah ku cipta apa yang tak kekal tuk umatku".
Maka ku yakini pula jika duka negri ini pun tidaklah kekal
Ibu pertiwiku takkan bersusah hati terus selamanya
Smoga Allah mengampuni dosa anak anak negri
Yang telah ingkar janji dan menodai ikrar putih

Intermezzo di ubun ubun siang

Terik sang surya hangat memanggang ragaNamun tak sampai buat akalku kalah menyerah Dalam kesendirian sempat ku layangkan fikirkuTentang gambaran rupa negriku di masa mendtangMiris memang menyaksikan ulah para penguasaYang tak henti mencari sensasi bak selebritiSeinci demi seinci ,ku telusuriSeolah menapak tilas beberapa fakta yang adaDengan merunut berbagai peristiwaPemilu memang masih lama,bbrp taun lagiTepatnya taun 2014,.....
Namun sebelum 2014 Negara kita tlah di guncang prahara besar atau yang disebut Goro-Goro.
Dan inilah beberpa tanda tandanya dari Goro Goro tersebut :
Sing suwarane seru oleh pengaruh---Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
Wong pinter diingar-ingar---Si pandai direcoki
Wong ala diuja---Si jahat dimanjakan.
Bandha dadi memala---Hartabenda menjadi penyakit
Pangkat dadi pemikat---Pangkat menjadi pemukau.
Patihe kepala judhi---Maha menterinya benggol judi
Angkara murka ngombro-ombro---Angkara murka menjadi-jadi.
Ukum agama dilanggar---Hukum agama dilanggar.
Wong bener saya thenger-thenger---orang benar makin tertegun.
Wong salah saya bungah-bungah---orang salah makin sorak sorai.
Wong lugu kebelenggu--- Orang yang lugu dibelenggu.
Wong jahat munggah pangkat--- Orang jahat naik pangkat.
Wong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.
Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil
Akeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.
Wong suci dibenci---Orang suci dibenci.
Wong jahat ditampa---Orang jahat diterima.
Akeh wong dakwa dinakwa---Banyak orang saling tuduh.
Selot-selote mbesuk wolak-waliking jaman teka---
Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya jaman.
Jaman inilanh yang disebut Goro-Goro
Ya semoga seusai dengan terjadinya Goro Goro
Akan ada satu keajaiban dariNya tuk bisa Noto NegoroMenuju kemakmuran ,.........................
Gemah ripah loh jinawi tak lagi hanya dalam angan,............

Selasa, 20 September 2011

"Senandung Lir Ilir VS MERDEKA "

Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh panganten anyar .....
Senandung tembang yang eyang kakung ajarkan padaku
Sampai kini masih sering ku lantunkan di sela sepiku
Meski ku harus menghela nafas panjang
Di sela nada nada yg ku nyanyikan
Bagaimana tanaman bisa hijau
Bila benih yg ditabur adl kedzoliman
Dan berpupuk ketamakan

Ya eyang,,,.....
Seekor tikus saja di  jaman sekarang
Bisa mati di dalam lumbung pangan sendiri
Eyang,,,,,ku hanya bisa tersenyum getir
Kala mengadu mukadimah
Dari tembang eyang kakung dgn kenyataan ini
Bayangan gemah ripah loh jinawi
Seketika lenyap terlalap api

Demikian juga dengan sebait kalimah dari romo tercinta
Wes pancen wolak-waliking jaman
Amenangi jaman edan
Yen ora edan ora keduman
Sing waras padha nggagas
Sekilas namun cukup untuk memompa akal sehatku
Inggih leres  romo,,,,,,
Sing waras kudune podho nggagas
Yen ora nggagas,biso dadi menungso sing nggeragas
Dan aku tau romo takkan suka bila melihatku jadi seperti itu

Namun pagiku tersentak kala ku dapati gema pekik "MERDEKA"
 Merebak di dirgantara yang tersenyum indah
Merdeka memang, karena penjajah asing memang tlah hijrah dari maetalaku
Namun penjajah tetaplah penjajah, serupa walau tak sama
Gemulai tarian korupsi kian mesra saja berduet dengan dedau tak bernurani
Akkhhh,,entahlah yang jelas di hari Kemerdekaan bangsa ini
Ku kan tetap bersenandung Lir illir sebagai tajuk hari
Dan melantunkan sebuah doa suci
Semoga ibu pertiwi tak menangis lagi

Yang jelas, ku bangga melihat sang saka yang masih setiaBerkibar di negriku tercinta

Kisah di suatu senja

Senja memang di ambang petang
Kala kembali ku susuri jalan ini
Masih dengan kenangan dalam pangkuan
Rasa haru melindap perasaan
Belum usai ku kabarkan pada bunda
Tentang warta yang ku bawa dari kota tua
Harus ku kemasi butir butir sang tirta
Yang tertahan sejak beberapa waktu lalu
Lembaran lembaran yang ku kumpulkan
Harus berserakan dan berantakan
Akkhhgg,,,rupanya hembus sang bayu
Masih saja setia mencuri senyum bahagiaku
Bunda,,,maafkan nanda
Jika kisah bahagia untukmu harus ternodai
Oleh derai kristal beningku,.....

Jauzaaku

Jauzaaku tetaplah baahirah dijelaga malamku.
Terangi gulitanya jalanku yang penuh onak & duri.
Raasiyahlah laksana jauharah di dasar ernawanya.
Meski kecipak ombak terus menggoyahkan kewirawananmu.
Salaam yaa salam tuk pemilik alam.

Murka kembara

Anila kembara pengawal kembang para dewa
Silap memang ku curaikan,,atas palawa jalang
Pada gugusan bintang,....
Keterdiaman yang kau taswirkan
Laksana tikaman cendrasa baginda rama

Mojopahitku

Dihampar gulungan gulungan lontar
Disana tlah tertuang sebuah karmawedha
Atas kidung asmaradhana yang pernah ada
Diantara reruntuhan puing istana
Mojo ku yang pahit,...
Tak lagi terkecap rasanya
Setelah sekian abad terpendam kisahnya
Mojo Pahitku,bersemayamlah dalam damai kasihNya
Pun bagimu baginda raja,
Gayatrimu masih menuntaskan pertapaannya
Kelak di swargaloka kita kan bersua

Kidungku

Tiada mampu ku taswirkan.
Atas endracapa yang kau lukis dilangit senja.
Tertunduk wajah diantara tengadah hasta.
Berharap butir aksamalaku kan sgra menggala.
Dan ciptakan baahirah digulitanya madyapada.
Salam yaa salaam tukmu semesta alam.

Aksara di Tapal Batas

Senja telah meretas diambang batas
Bergemingku di tapal batas
Atas semua kenangan yang kan terhempas
Luh memang mulai mengalir deras
Namun sudah tiba masanya bagiku tuk mentas
Meski kisah belum sempurna tuntas
Tiada hutang tiada berbayar berharap semua kan impas
Kisahku,kisahmu,kisahnya,kisah mereka dan dia
Abadilah dalam sebuah album kenangan
Yang kan ku bawa turut serta pada satu kehidupan
Andai kita semua sadar,
"Jika tiada suatu yang kebetulan"
Pun tentang cerita yang pernah singgah pada satu
Pertemuan antara para jalma tiada duga dan kira
Pahami hidup ini indah kawan,,
Meski kadang terselap duka diantara suka
Usah gundah gulana,karna semua tiada yang kekal dialam fana
Afwan atas aksara yang pernah menari liar bagai ular
Afwan atas kelakar yang kadang tak bertuar
Afwan atas kabar yang terbawa burung camar
Afwan bila pesoja sang putri tlah sihirmu ditengah ambar
Salam ya saalamm,tuk mu kawan
Semoga kita dipertemukan dalam keadaan fitri
Tanpa suudzon ataupun rasa benci ,.......

sajak singkat

Masihku tergugu diantara butir aksamalaMu...
Sedang kelakar sang waktu masih terus mencemooh karmawedhaku.
Petah benar Kau dulang kisahku.
Bagai kembara yang menyusuri setapak berliku.

Vandalkah ??

Telah kau tiupkan sangkala Dewadatta pada dinding sunyiku.
Kau satroni bilik bilik mimpi juga ruang imaji.
Terhenyak,tersentak aksara bisuku.
Apa sebenarnya yang hendak kau cari duhai Kurunanda ?
Tak ku ingini kau nuksma serupa vandal atas kusumaku
Usah ciptakan cabuh digeladriku.
Karena tiada pernah ku jamah tuar tuarmu yang demikian magrurnya.

Zaahirahnya wajah Dhuha

Zaahirahnya dhuhaMu diantara gemerlap madyapada
Telah menawan hatiku tuk bercengkrama
Tersungkur dlm syukur bersama butir aksamala
PadaMu ku haturkan eufoni cinta...
Salaam ya salaam

Rehat

Mandala jingga kian samar biasnya.
Bersandar ku pada dinding sunyi.
Tuk lepas lelah yang membebat raga.
Ah,angkuhnya hembusmu...
Hingga tiada melata lagi diserambiku.

Kerinduanku

Tiadakah mereka dengar syahdunya kidung semesta untukNya
Meregat semua dimensi dan sendi kehidupan di jagad buana
Memenuhi pundi pundi kehampaan dengan butir butir kedamaian
Ya ,, berdenyut jantungku penuh selaksa rasa
Kala terlafadzkan asmaNya di tiap hela tarikan nafas yang ada
PadaMu selalu ku merindu ,.....

Ku cari jalanMu

Waktu seolah tiada lagi di bumi
Tiada suara ataupun tawa
Hanya desis sang bayu menyapu bumi
Menapak tilas diri, melayangkan imaji
Tuhan,,kemana para penghuni jagad ini
Telah terlelapkah mereka
Atau tengah menganyam lembaran doa
Di atas hampar sajadah tua
Mengapa netraku selalu saja terjaga
Di tengah malam buta seperti yang sudah sudah
Mengapa pula nalar ini tak pernah berhenti
Tuk selalu mencari dan mencari jalan menuju singgasanaMu
Walau kabut selalu menghalangi pandanganku
Mengapa Tuhan ??? Mengapa ???

Menyerahkah ???

Mestinya kau singkirkan tuar tuar kering itu
Bukan malah menghantamku dengan pawaka sang brahma
Akkhh,,,kau !!
Akan menyerah kalah kah pada pranalamu
Lalu bagaimana dengan prasasti yang tlah kau pancangkan di kismaku
Hendak kau jadikan nisankah ia di atas semaku ?? . . . . . . . .

Sajak Mayangku

Semburat lembayung telah larut dalam senja
Padanya ku titipkan hati yang mulai renta
Melalui deret aksara yang bertabur di jagad maya
" Ya,mungkin inilah bangkai kenangan cinta !!!
Perlahan di gerogoti rangkaian gelisah
Apa kabar mayangku ???

Sajak sajakku kini sudah kembali seperti semula
Berbau tanah seperti awal aku bermula
Berbicara dengan senyum pahit tak terbaca
"JALANG" kerap kali kau disapa kala bersua
Sedang pahatan puisi tiada rayu pada sesiapa
Akkhh,,naifmu bak bedebah beraroma sampah
Terlalu banyak basa basi kau hamburkan disana sini
Jujur saja,bila kau ingin senggamai pemahamanku
Usah gagahi metaforaku dengan rasa lapar dan kegilaanmu
Sebab ku mulai muak tiap kau jilat berandaku
Dengan senyum manis jalma berhati iblis

Mengerang demi anakmu

Desah malam masih saja menyayat hati
Bersama tikaman pada raga indah di ujung sana
Mereka tiada nampak cantik lagi
Seiring tersapunya rona gincu dari bibir seksinya
Terkulai ia menimang mimpi di bawah pangkuan rembulan
Bersama aroma busuk lelaki berpori legam
Ahh kau,,ciut hatiku melihat mu
Padahal esok kau harus memasak dengan riang
Demi anak anakmu yang perutnya tak lagi mengembang

Bersamamu selalu ku rindu

Senandung alam bertabur kalam
Bersama malam erat tanganku kau genggam
Hanya rinai luhku yang mengalun syahdu
Meski tanpa nada mampu getarkan qalbu
BersamaMu selalu ku rindu..
.

Damailah dalam dekapNya

Sejak ragamu tertimbun pusara
Sejak itu warna kelopakku pun berubah
Smoga kau damai dalam persemayamanmu disana
Maaf belum bisa ku kabulkan permintaanmu kala itu.
Ternyata tak mudah mendapatkan penggantimu....
Hanya butiran butiran doa yang setia menemani sunyiku.
Bahagiaku pernah Ia hadiahkan cintamu dalam hidupku.
Walau akhirnya Ia memanggilmu menghadapNya.
Ikhlasku kau ada dalam dekap kasihNya.
Damailah kasih,
Kelak dikehidupan yang lain kita kan bersua

Koar sang laknat

Kita adalah orang orang yang fasih mencipta sejarah
Mulai dari kisah roman picisan hingga kisah tragis beraroma darah
Tanpa upacara penyucian dosa mulai kau telanjangi aksaraku tanpa iba
Haram Jaddah,,sang laknat mulai berkoar bak seorang pandita
Heningku bukan segan tuk tertusuk ujung penamu
Sungguh ku nikmati kelakarmu yang terserang busung lapar
Sudahlah,,tak ingin ku kotori telaga kesabaranku
Dengan murka sang durga atas celotehmu tanpa rupa

hanya Dia

Ku bukan Khumairah pemilik sumur kesabaran
Ku pun bukan Monalisa pemilik paras rupawan
Namaku pun tak seindah madah,ku hanya seorang hamba
Lengkap dengan semua atribut yang ada dalam diri
Yang jauh dari sempurna atau tak sehebat dirimu disana
Apapun penilaian tentangku,tiada ku risau karenanya
Karena hanya Dia yang maha mengetahui tentang umatNya

Senin, 12 September 2011

Penaku ucap istighfar

Bedhaya pena tanpa tinta gemulai meliuk di tengah gulita
Tanpa nada ataupun irama hanya sekedar ikuti imaji saja
Tanpa sadar goresan terkadang liar mengular
Jeda sesaat tuk hela nafas seraya ucap istighfar
Telaga kembar kini tercipta di hampar mata
Tanpa nama ataupun sapuan arna

Jumat, 09 September 2011

Kremasi mu

Gelinjang asmara di bingkai retak aksara
Patah sudah kokoh pilar hati sang pujangga
Berlalu,pergi
Membakar diri dalam sepi
Sungguh tiada ingin ku lihat kau di kremasi
Sebab terlalu indah warugamu dijilati bara api
Sedang hidungku masih terlarang
Tuk mencumbu aromamu yang mulai jalang
Akkhhg,.....

Hei kau,

Hei kau yang disana,
Sengaja ku pergi tanpa kata
Agar kau tak cegah ku melangkah
Jangan sebut aku manusia pongah
Hei kau,,
Pantaskah kau sematkan sebuah serapah
Pada sebuah jiwa yang masih bersemayam indah
Di kedalaman palung hatimu
Kau ,...
Tak bisakah kau baca isyarat yang ku kirim padamu
Adakah terselip senyum nikmat atas parasku
Tanpa kau tau,pergiku sambil mengusung sebuah luka
Yang ku balut tanpa keluh kesah ataupun suara
Hei kau,,
Mengapa masih merajamku dengan batu api neraka
Tak cukupkah kucuran darahku yang tertira
Sebagai persembahan atas sebuah kisah
Sadarkah kau,kelak semua ini kan jadi sejarah

Jadilah padaku menurut kehendakMu

Moksa memang waruga nan jelita
Namun tiada habis kisah yang kan tercipta
Bukan kehendak sesiapa,
Mungkin inilah irodatNya atas palung jiwa
Ya Illahi rabbi,
Sujudku padamu penuh segenap rasa
Tiada sangka dalam hidup yang tak sempurna
Kau buatku bisa menikmati semua cerita
Pahit manis tiada berbeda
Sebab ku tau,semua sudah jadi mauMu
Jadilah padaku menurut kehendakMu

Rabu, 31 Agustus 2011

Tititk Didih yang ku tunggu

Haruskah kesumatku berdiri lagi senja ini
Setelah jejakmu mengotori pelataran bilikku
Tak ku pungkiri, tiada rasa gentar berdesir atasmu
Bahkan tuk ku tiupkan seruling kematian atas warugamu
Teruslah midar merebak di jumantara biruku
Hingga jengahku menemui titik didihnya
Dan menyulut pawaka para brahma dalam diriku
Siap melahap habis kesumbangan pamanggihmu
Diamku tak selamanya bungkam
BIla terus aku kau tikam dengan kebusukan pradugamu
Tak segan lagi tuk ku bungkam tuturmu itu !!!

Di tengah tanyaku,....

Petah sudah sepiku mengeja kehampaan sang waktu
Bagai kelelahan silaras terpanggang bara diwangkara
Kala berburu harumnya rebak aroma kembang nirwana
Tak perduli dengan riuh rendah nada sumbang para peracau
Masih saja terus melangkah menapakkan kaki
Di tengah aral dan marga penuh duri
Inikah karmawedhaku
Yang sengaja ia tuliskan diatas kanvas buramku

Serapah

Salam apa yang kan kau ucapkan pada dukaku
Dan penawar apa yang kau berikan atas lukaku
Pedih dan pilu jelas masih terasa di sendiku
Masih juga kau tampar aku dengan bait rindumu
Kiranya belum puas juga kau bermain dengan rasamu
Hingga harus kau bunyikan lonceng kematian padaku
Setalah kau tikam aku dan mencabik cabik hatiku
Katakan padaku , . . . . .
Serapah apalagi yang harus ku ucap untukmu
Agar kau menyudahi semua permainan ini

Kamis, 25 Agustus 2011

 Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya,
Sebab keelokan paras dapat menyesatkan.
Jangan pula tertarik kepada kekayaannya
Karena kekayaan dapat musnah.
Namun tertariklah kepada seseorang
Yang dapat membuatmu tersenyum dan merasa damai,
Karena hanya itu 

Yang dapat membuat hari surammu menjadi indah. 


Desah di Jumantara

Maaf kuhaturkan padamu duhai sang wira
Atas silap rekah kelopakku di tengah pastura
Dungunya aku yang tak mampu mengeja
Bara asmara yang terselap dalam dada
Hingga kau pun berlalu tanpa kata
Namun desah dari palung jiwamu
Kini merebak di jumantara biruku
Dan menyisakan getir di ujung senja
Baru ku tahu pedihmu menanggung luka
Atas cintamu  yang tak sempat nuksma
Sesak sudah hela nafas berpacu dengan luhku
Kala ku pahami rasa cemburumu
Pada kumpulan kumbang jati
Yang setia midar di antara kembangku


Notes : Wira : pria
Pastura : Taman
Terselap : Datang diam diam
Nuksma : Menjelma
Luh : Tetes air mata
Midar : Mengelilingi


Selasa, 23 Agustus 2011

Bisa ,.....

Syahda,,aksaramu terasa
Sanggup membuai jiwa
Mabuk dalam khayal mengoyak nalar
Bagai hembus bisa ular
Terlalu sakit tuk ku telan
Tapi juga terlalu sayang tuk ku abaikan
Akkkgghh,.....

Senin, 22 Agustus 2011

Terpukul biasmu,......

Kau dan aksaramu yang begitu sempurna
Seperti rasamu yang tak pernah sirna
Yang selalu mengitari wardahku di tengah sahara
Hingga biasmu begitu menyilaukan mata
Dan kadang menyakiti jiwa ,....

Metamorfosa

Raasiyah adalah pusakaku
Haawiyah memang kodratku
Dan bagai rana memang wujudku
Yang sedang bermetamorfosa menjadi bahiirah
Walau bilikku ranggung di sudut sana
Namun tak mengurangi kesungguhanku
Tuk menjadi daifullah di Darul JalalNya

BURAM

Terselap rindu menyergap hariku
Mairat sudah ceria yang ku cipta
Hingga lelah ku jelma huuriyah di safana
Tak sangka kau semat selembar dewangga dijauzaa ku
Namun entah mengapa korneaku kian buram adanya
Mengenali benang raja di bidang purnama
Sedang ku yakini socaku tidaklah buta
Tuk mengeja bait bait getir dari saujana

Minggu, 21 Agustus 2011

BALASAN PAHALA BAGI YANG BERPUASA

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat.

Puasa merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah ta’ala. Hal ini sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ. قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلاَّ الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي
Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah ta’ala berkata: ‘Kecuali puasa, maka Aku yang akan membalas orang yang menjalankannya karena dia telah meninggalkan keinginan-keinginan hawa nafsunya dan makannya karena Aku’.” (Shahih, HR. Muslim)
Hadits di atas dengan jelas menunjukkan betapa tingginya nilai puasa. Allah ta’ala akan melipatgandakan pahalanya bukan sekedar 10 atau 700 kali lipat namun akan dibalas sesuai dengan keinginan-Nya Ta’ala. Padahal kita tahu bahwa Allah ta’ala Maha Pemurah, maka Dia tentu akan membalas pahala orang yang berpuasa dengan berlipat ganda.

9 HAL YANG TIDAK MEMBATALKAN PUASA

Beberapa permasalahan yang oleh sebagian umat dianggap sebagai batal nya puasa namun sesungguhnya tidak demikian, seperti makan dan minum karena lupa, mincicipi masakan.. simak selengkapnya.
Ada sejumlah persoalan yang sering menjadi perselisihan di antara kaum muslimin seputar pembatal-pembatal puasa. Di antaranya memang ada yang menjadi permasalahan yang diperselisihkan di antara para ulama, namun ada pula hanya sekedar anggapan yang berlebih-lebihan dan tidak dibangun di atas dalil.
Melalui tulisan ini akan dikupas beberapa permasalahan yang oleh sebagian umat dianggap sebagai pembatal puasa namun sesungguhnya tidak demikian. Keterangan-keterangan yang dibawakan nantinya sebagian besar diambilkan dari kitab Fatawa Ramadhan -cetakan pertama dari penerbit Adhwaa’ As-salaf- yang berisi kumpulan fatwa para ulama seperti Asy-Syaikh Ibnu Baz, Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin, Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan, dan lain-lain rahimahumullahu ajma’in.

Di antara faidah yang bisa kita ambil dari kitab tersebut adalah:

1. Bahwa orang yang melakukan pembatal-pembatal puasa dalam keadaan lupa, dipaksa, dan tidak tahu dari sisi hukumnya, maka tidaklah batal puasanya. Begitu pula orang yang tidak tahu dari sisi waktunya seperti orang yang menjalankan sahur setelah terbit fajar dalam keadaan yakin bahwa waktu fajar belum tiba. Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah setelah menjelaskan tentang pembatal-pembatal puasa, berkata: “Dan pembatal-pembatal ini akan merusak puasa, namun tidak merusaknya kecuali memenuhi tiga syarat: mengetahui hukumnya, ingat (tidak dalam keadaan lupa) dan bermaksud melakukannya (bukan karena terpaksa).” Kemudian beliau rahimahullah membawakan beberapa dalil, di antaranya hadits yang menjelaskan bahwa Allah k telah mengabulkan doa yang tersebut dalam firman-Nya:
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا
Ya Allah janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kalau kami salah (karena tidak tahu).” (Al-Baqarah: 286)
(Hadits yang menjelaskan hal tersebut ada di Shahih Muslim).
Begitu pula ayat ke-106 di dalam surat An-Nahl yang menjelaskan tidak berlakunya hukum kekafiran terhadap orang yang melakukan kekafiran karena dipaksa. Maka hal ini tentu lebih berlaku pada permasalahan yang berhubungan dengan pembatal-pembatal puasa. (Fatawa Ramadhan, 2/426-428)
Dan yang dimaksud oleh Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah adalah apabila orang tersebut benar-benar tidak tahu dan bukan orang yang tidak mau tahu, wallahu a’lam. Sehingga orang yang merasa dirinya teledor atau lalai karena tidak mau bertanya, tentu yang lebih selamat baginya adalah mengganti puasanya atau ditambah dengan membayar kaffarah bagi yang terkena kewajiban tersebut. (Lihat fatwa Asy-Syaikh Ibnu Baz t di dalam Fatawa Ramadhan, 2/435)

2. Orang yang muntah bukan karena keinginannya (tidak sengaja) tidaklah batal puasanya. Hal ini sebagaimana tersebut dalam hadits:
مَنْ ذَرَعَهُ قَيْءٌ وَهُوَ صَائِمٌ فَلَيْسَ عَلَيْهِ قَضَاءٌ وَإِنِ اسْتَقَاءَ فَلْيَقْضِ
Barang siapa yang muntah karena tidak disengaja, maka tidak ada kewajiban bagi dia untuk mengganti puasanya. Dan barang siapa yang muntah dengan sengaja maka wajib baginya untuk mengganti puasanya.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan yang lainnya, dishahihkan oleh As-Syaikh Al-Albani rahimahullah di dalam Al-Irwa’ no. 930)
Oleh karena itu, orang yang merasa mual ketika dia menjalankan puasa, sebaiknya tidak berusaha memuntahkan apa yang ada dalam perutnya dengan sengaja, karena hal ini akan membatalkan puasanya. Dan jangan pula dia menahan muntahnya karena inipun akan berakibat negatif bagi dirinya. Maka biarkan muntahan itu keluar dengan sendirinya karena hal tersebut tidak membatalkan puasa. (Fatawa Ramadhan, 2/481)

3. Menelan ludah tidaklah membatalkan puasa. Berkata Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah:
“Tidak mengapa untuk menelan ludah dan saya tidak melihat adanya perselisihan ulama dalam hal ini, karena hal ini tidak mungkin untuk dihindari dan akan sangat memberatkan. Adapun dahak maka wajib untuk diludahkan apabila telah berada di rongga mulut dan tidak boleh bagi orang yang berpuasa untuk menelannya karena hal itu memungkinkan untuk dilakukan dan tidak sama dengan ludah.”

4. Keluar darah bukan karena keinginannya seperti luka atau karena keinginannya namun dalam jumlah yang sedikit tidaklah membatalkan puasa. Berkata Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah dalam beberapa fatwanya:
a. “Keluarnya darah di gigi tidaklah mempengaruhi puasa selama menjaga agar darahnya tidak ditelan…”.
b. “Pengetesan darah tidaklah mengapa bagi orang yang berpuasa yaitu pengambilan darah untuk diperiksa jenis golongan darahnya dan dilakukan karena keinginannya maka tidak apa-apa…”.
c. “Pengambilan darah dalam jumlah yang banyak apabila berakibat dengan akibat yang sama dengan melakukan berbekam, seperti menyebabkan lemahnya badan dan membutuhkan zat makanan, maka hukumnya sama dengan berbekam (yaitu batal puasanya)…” (Fatawa Ramadhan, 2/460-466).
Maka orang yang keluar darahnya akibat luka di giginya baik karena dicabut atau karena terluka giginya tidaklah batal puasanya. Namun dia tidak boleh menelan darah yang keluar itu dengan sengaja. Begitu pula orang yang dikeluarkan sedikit darahnya untuk diperiksa golongan darahnya tidaklah batal puasanya. Kecuali bila darah yang dikeluarkan dalam jumlah yang banyak sehingga membuat badannya lemah, maka hal tersebut membatalkan puasa sebagaimana orang yang berbekam (yaitu mengeluarkan darah dengan cara tertentu dalam rangka pengobatan).
Meskipun terjadi perbedaan pendapat yang cukup kuat dalam masalah ini, namun yang menenangkan tentunya adalah keluar dari perbedaan pendapat. Maka bagi orang yang ingin melakukan donor darah, sebaiknya dilakukan di malam hari, karena pada umumnya darah yang dikeluarkan jumlahnya besar. Kecuali dalam keadaan yang sangat dibutuhkan, maka dia boleh melakukannya di siang hari dan yang lebih hati-hati adalah agar dia mengganti puasanya di luar bulan Ramadhan.

5. Pengobatan yang dilakukan melalui suntik, tidaklah membatalkan puasa, karena obat suntik tidak tergolong makanan atau minuman. Berbeda halnya dengan infus, maka hal itu membatalkan puasa karena dia berfungsi sebagai zat makanan. Begitu pula pengobatan melalui tetes mata atau telinga tidaklah membatalkan puasa kecuali bila dia yakin bahwa obat tersebut mengalir ke kerongkongan. Terdapat perbedaan pendapat apakah mata dan telinga merupakan saluran ke kerongkongan sebagaimana mulut dan hidung, ataukah bukan. Namun wallahu a’lam yang benar adalah bahwa keduanya bukanlah saluran yang akan mengalirkan obat ke kerongkongan. Maka obat yang diteteskan melalui mata atau telinga tidaklah membatalkan puasa. Meskipun bagi yang merasakan masuknya obat ke kerongkongan tidak mengapa baginya untuk mengganti puasanya agar keluar dari perselisihan. (Fatawa Ramadhan, 2/510-511)

6. Mencium dan memeluk istri tidaklah membatalkan puasa apabila tidak sampai keluar air mani meskipun mengakibatkan keluarnya madzi. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda dalam sebuah hadits shahih yang artinya:
Dahulu Rasulullah n mencium (istrinya) dalam keadaan beliau berpuasa dan memeluk (istrinya) dalam keadaan beliau puasa, akan tetapi beliau adalah orang yang paling mampu menahan syahwatnya di antara kalian.” (Lihat takhrijnya dalam kitab Al-Irwa, hadits no. 934)
Akan tetapi bagi orang yang khawatir akan keluarnya mani dan terjatuh pada perbuatan jima’ karena syahwatnya yang kuat, maka yang terbaik baginya adalah menghindari perbuatan tersebut. Karena puasa bukanlah sekedar meninggalkan makan atau minum, tetapi juga meninggalkan syahwatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
… يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي …
“(orang yang berpuasa) meninggalkan syahwatnya dan makannya karena Aku.” (Shahih HR. Muslim)
Dan juga beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
دَعْ مَا يُرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يُرِيْبُكَ
Tinggalkan hal-hal yang meragukan kepada yang tidak meragukan.” (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasai, dan At-Tirmidzi berkata: “Hadits hasan shahih.” Dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah di Al-Irwa)

7. Bagi laki-laki yang sedang berpuasa diperbolehkan untuk keluar rumah dengan memakai wewangian. Namun bila wewangian itu berasal dari suatu asap atau semisalnya, maka tidak boleh untuk menghirupnya atau menghisapnya. Juga diperbolehkan baginya untuk menggosok giginya dengan pasta gigi kalau dibutuhkan. Namun dia harus menjaga agar tidak ada yang tertelan ke dalam tenggorokan, sebagaimana diperbolehkan bagi dirinya untuk berkumur dan memasukkan air ke hidung dengan tidak terlalu kuat agar tidak ada air yang tertelan atau terhisap. Namun seandainya ada yang tertelan atau terhisap dengan tidak sengaja, maka tidak membatalkan puasa. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits:
Bersungguh-sungguhlah dalam istinsyaq (menghirup air ketika berwudhu) kecuali jika engkau sedang berpuasa (maka tidak perlu bersungguh-sungguh).” (HR. Abu Dawud, 1/132, dan At-Tirmidzi, 3/788, An-Nasai, 1/66, dan dishahihkan oleh As-Syaikh Al-Albani t di Al-Irwa, hadits no. 935)

8. Diperbolehkan bagi orang yang berpuasa untuk menyiram kepala dan badannya dengan air untuk mengurangi rasa panas atau haus.

9. Mencicipi masakan tidaklah membatalkan puasa, dengan menjaga jangan sampai ada yang masuk ke kerongkongan. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhu dalam sebuah atsar:
لاَ بَأْسَ أَنْ يَذُوْقَ الْخَلَّ وَالشَّيْءَ يُرِيْدُ شَرَاءَهُ
Tidak apa-apa bagi seseorang untuk mencicipi cuka dan lainnya yang dia akan membelinya.” (Atsar ini dihasankan As-Syaikh Al-Albani rahimahullah di Al-Irwa no. 937)
Demikian beberapa hal yang bisa kami ringkaskan dari penjelasan para ulama. Yang paling penting bagi setiap muslim, adalah meyakini bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentu telah menjelaskan seluruh hukum-hukum yang ada dalam syariat Islam ini. Maka, kita tidak boleh menentukan sesuatu itu membatalkan puasa atau tidak dengan perasaan semata. Bahkan harus mengembalikannya kepada dalil dari Al Qur`an dan As Sunnah dan penjelasan para ulama. Wallahu a’lam bish-shawab.